Asal usul Haikal yang “katanya” pernah baper sama Nada
“Lo mah ga bisa di andalin kak.” keluh Nada pada Jeffery yang sedari tadi mengutak-atik leptop Nada untuk sekedar membetulkan margir yang ada.
“Ya maaf dek, gue kan bukan jurusan komputer.” jawab Jeffery tak kalah sewot.
Kesal menunggu Jeffery, akhirnya Nada beralih pada Haikal yang duduk tak jauh dari dirinya. Makin Nada liat, makin memburuk mood Haikal dari waktu ke waktu.
“Kal, lo kok tumben jam segini ga kemana mana?” Tanya Nada kemudian. Masalahnya nih ya, Haikal tuh sibuk banget kalau masalah keluar kemanapun. Bahkan kalau di rumah, Nada jauh lebih jarang ngeliat Haikal di banding Delvin.
“Males.” jawab Haikal singkat, dan masih berfokus pada ponsel di tangannya.
“Kenapa sih? Gadapet degem? Di tolak cewe?”
“Cewe mana yang bakal nolak cowok paripurna kaya gue gini.”
“YA TERUS??? LO BILANG KARENA KAYLA GUE TABOK KEPALA LO.”
Haikal menghela nafas sedih, “Iya.”
Suara pukulan yang nyaring terdengar, bahkan Jeffery hingga menolehkan kepalanya untuk mencari tahu.
“KOK DI PUKUL BENERAN ANJRIT?!!” tanya Haikal tidak terima.
“Karena gue pantang mengingkari kata-kata gue sendiri.”
Mood Haikal bertambah buruk, apalagi setelah Nada memukul kepalanya sekuat tenaga. Jeffery sendiri sudah beranjak pergi meninggalkan keduanya sembari membawa leptop Nada pada Arwena. Walaupun Arwena bukan jurusan komputer, tapi bagi Jeffery lebih baik berpusing berdua dengan Arwena daripada duduk bersama Haikal dan Nada yang kadar emosi mereka masih meluap-luap.
“Udahlah Kal, lo tuh masih main character. But not in the same book. Dan buku yang sama dengan Kayla itu punya Ren.” hibur Nada kemudian, setelah kekesalan reda. Kalau di pikir pikir dari awal dirinya ga perlu sampai merasa sekesal itu sama Haikal. Nada jadi menyesal. “Ibarat nya kalau Kayla sama Ren di buku Twilight, kalo lo di buku Cinta Brontosaurus.”
“ANAK ANJING!!” ganti Haikal yang gemas ingin memukul kepala Nada. Tapi itu ia urungkan, dan berakhir mengelus lembut rambut Nada. Karena Haikal tau, Nada hanya ingin menghibur nya. “Tapi ini bukan sekedar buku kita ga sama Nad, gue cuma ngerasa kalau gue sama Kayla tuh dua insan yang tepat tapi di waktu yang salah.” jelas Haikal lagi.
Nada melepas tangan Haikal yang berada di atas kepalanya, dan menariknya untuk ia pegang dengan kedua tangannya.
“Dengerin gue ya Kal, orang yang kita temui di waktu yang salah itu sebenernya orang yang salah. Dan lo tuh ga akan pernah bertemu orang yang tepat di waktu yang salah. Because the right people are timeless.“