Bagian kedua dari Anan

Anan berlari usai Haikal memberitahunya kalau Keira sebenarnya adalah Nada. Serius, dia se bingung itu dengan jalan hidup dia yang bentuknya udah acak dan ga tertata lagi.

Miracle? Nggak, bagi Anan itu lebih dari sebuah keajaiban. Wanita yang ia tahu sudah tidak ada di dunia ini, ternyata masih hidup dan sehat hingga bisa berdampingan dengannya dalam beberapa waktu.

Satu dering yang keluar dari ponselnya menyadarkan Anan yang kini tengah berdiri tidak jelas di pinggir jalan.

“Nan? Lo kemana anjir. Kenapa langsung lari keluar apartemen?”

Suara Adelio menyapa gendang telinganya.

“Halo? Anan? Lo ga lagi bengong kan di jalan?”

tanya Adelio lagi, memastikan.

“Share loc anjir, gue susul.”

Panggilan di matikan, dan Anan kembali menatap kosong pada ponselnya.

Alih-alih membalas pesan Adelio, Anan justru menghentikan taksi yang lewat dan masuk kedalam nya.

“Mau kemana mas?” tanya supir dengan sopan.

“Rumah Sakit Lavalette pak.”


Anan berdiri dengan ragu di ruang inap Kamboja nomor 13 itu. Nomor kamar yang ia ketahui dari Haikal tadi.

Dirinya sedikit menggerutu, karena kaca pada jendela kamar tertutup rapat oleh kain. Jadi dirinya tidak bisa melihat orang di dalamnya, kecuali ia masuk ke dalam ruangan itu.

“Maaf mas, mau jenguk siapa ya?” tanya salah seorang suster yang tengah lewat membawa obat-obatan rumah sakit.

Anan menggaruk tengkuknya tidak gatal, sial dia sampai tepergok seperti ini. “Yang di dalam gapapa sus?” tanya Anan kemudian.

Suster melihat nomor kamar, dan kemudian kembali melihat Anan yang masih terdiam menunggu jawabannya. “Pacarnya ga apa-apa kok mas, besok mungkin juga sudah pulang. Mas nya masuk saja, jam jenguk masih di buka.” ujar suster itu, dan berlalu pergi.

Anan menegang mendengar ucapan si suster. Pacarnya tidak apa-apa katanya. Apa dia harus senang?

Anan menegakkan pundaknya, dia belum yakin kali ini, mungkin dia akan kemari lagi juga hati nya sudah lebih tertata. Dirinya sendiri, Anan yang lebih tau tentang hal itu. “Nanti Nad, maaf.” ujarnya sebelum pergi dan berlalu dari sana.