Beginning
Sebenarnya Nada sudah menyiapkan hati, jikalau Papa nya akan menikah dengan perempuan lain setelah bercerai dengan Mamanya. Dirinya juga sudah mengikhlaskan, kalau memang Papanya memilih untuk mencari pengganti Mama nya.
Sebagai anak yang berbakti pada orang tua, dirinya sudah merasa sangat bahagia ketika hak asuh anak yang menjadi akar permasalahan antara Papa dan Mamanya, jatuh dan di ambil oleh Papanya.
'Mendingan ikut Papa sih, daripada Mama.'
batinnya.
“Nada, Papa mau kenalin kamu sama calon Mama kamu yang baru. Kamu udah siap kan?” tanya Papa memecah atensi Nada, yang sedari tadi terfokus memandangi pohon di luar.
Nada tersenyum canggung, siap gak siap dia tetap harus menerima kenyataan bukan? Pasti hidupnya akan lebih berwarna dengan keluarga barunya. “Ya udah siap sih Pa.” jawab Nada menggantung. “Tapi, aku pasti ntar agak canggung sama calon istri Papa. Dia udah ada anak belum?” tanya Nada lagi penasaran. Karena selama ini dia hidup sebagai anak tunggal, punya saudara pasti seru bukan?
“Oiya, Papa lupa kasih tau.” ucap Papanya menjeda, “kamu bakalan punya Saudara, hehe.” lanjutnya lagi.
Nada tertarik, “wah bagus dong, nanti aku ga sepi lagi. Bisa maen bareng. Umur berapa anaknya tante..”
“Rima.” koreksi Papanya cepat.
“Eh iya, tante Rima.” sahut Nada.
“Ada yang seumuran kamu sayang, yang lebih tua dari kamu juga ada.” jawab Papanya santai.
Nada mengerutkan alisnya bingung, “hah? Emang anak tante Rima ada berapa? Dua ya??” cerca Nada lagi, makin penasaran.
“Kamu tadi pengennya rame kan? Ga sepi lagi. Pasti abis ini hidup kamu bakalan rame, anak tante Rima ada sepuluh.” ucap Papa Nada masih dengan Nada santai.
“Hah?! ulangi pa, gimana? Ada berapa??” tanya Nada lagi, sembari mengorek kupingnya, jikalau ada kotoran disana yang membuat telinganya tersumbat.
“Kaget ya? Sama Papa dulu juga kaget, cuma kagetnya udah lewat.” gurau Papa Nada, sembari menepuk puncak kepala anak semata wayangnya itu pelan. “Nanti akur yaa, kalian kalo udah serumah.” sambungnya lagi.
“Yang paling kecil umur berapa Pa? Terus cewe apa cowo?” tanya Nada masih belum puas.
“Yang paling kecil seumuran kamu tau, mereka kembar. Oiya, anak tante Rima tuh cowo semua.”
“HAH?!” teriak Nada lagi, makin kaget.
'Lah.. Gue cewe sendiri dong anj.'
“Ya ampun Nada, gausah teriak-teriak kali. Kuping Papa sakit.”
“Lah, terus nanti Nada cewe sendiri dong? Emang gapapa? Mereka saudara tiri loh Paa” ucap Nada ingin menangis. Di dalam bayangan nya, saudaranya yang baru adalah kumpulan lelaki jamet yang pasti jauh dari kata fashion dan jelek. Dia pasti akan di goda habis habisan, wajah Nada kan cantik sekali.
“Ya gapapa, itung itung kaya punya bodyguard sendiri hahaha. Bagus kan? Lagi pula mereka anak baik-baik, Papa udah menilai dari cara mereka menjaga tante Rima” jawab Papa Nada lagi.
Ingin rasanya Nada melompat keluar dari mobil, hidupnya bukan hanya berwarna lagi habis ini. Pasti akan menjadi abstrak.