Birthday Thing's

Orang kesepian adalah orang paling baik, orang yang bersedih senyumnya paling cerah. Karena mereka tidak mau orang lain merasakan sakit yang sama.

Banyak hal yang Kinara pelajari akhir-akhir ini, dan membuatnya makin menyadari bahwa hidup terus memberikan pelajaran baru pada dirinya.

“Kok ngelamun Ra?” tanya Raka menghampiri kursi roda Kinara yang berada tepat di depan dapur.

Kesibukan tercipta sedari pagi, mama dan tantenya sudah berada di dapur untuk waktu yang lama. Dan tidak dari satu keadaan ia lihat keduanya merasa penat.

“Ga ada kak, gue cuma pengen bantuin tapi kayanya ga akan bisa terealisasikan ya?” jawab Kinara sekaligus bertanya kembali.

Raka tersenyum, dirinya memahami perasaan Kinara. “Kalau mama butuh bantuan, dia juga pasti bakalan bilang kok Ra. Dengan lo liat mama menghandle segitu banyaknya pekerjaan, dan dia ga mengeluh berarti memang mama menikmati hal itu.” nasehat Raka kemudian.

Setelah itu Raka mendorong kursi roda Kinara untuk di bawa ke ruang tamu. Tempat dimana semuanya berkumpul. Arsha dan Arzhan yang sibuk bermain game dengan ponsel mereka. Bachtiar dan Nabil yang berbincang di dengarkan oleh ketiga teman Kinara, Gale, Acel, dan Eja. Dan yang terakhir Rila yang hanya duduk diam di samping Bachtiar tanpa melakukan apapun.

Itu aneh menurut Kinara, karena tidak biasanya Rila hanya berdiam diri seperti itu. Tapi kemudian Kinara tersadar, kalau Rila mungkin masih membutuhkan waktu lebih untuk menenangkan dirinya pasca pertengkaran hebat tempo hari.

Arzhan dan Arsha sudah mengambil cake ulang tahun milik Kinara yang memang sudah di pesan oleh mama beberapa hari yang lalu. Dan juga papa sudah menyiapkan lilin yang akan di gunakan acara akan segera dimulai.

Kinara cukup bahagia akan hal itu, karena jujur saja dirinya jarang merayakan ulang tahun. Bukan dirinya saja sebenarnya, tapi juga saudaranya yang lain. Karena mereka tak merayakan ulang tahun dengan alasan yang semestinya. Mereka hanya berfikir kalau ulang tahun hanya menyambut tahun tahun baru untuk lebih dekat pada kematian.

Tapi kali ini berbeda, karena Kinara sendiri yang meminta maka tidak ada jalan lain selain menurutinya. Kecuali satu hal yang membuat Kinara bersedih hati, bahwa dirinya harus memotong rambut panjangnya bahkan sebelum ulang tahunnya di laksanakan.

Hanya Bachtiar yang mengerti akan hal itu, dan tentunya Bachtiar tidak menceritakannya pada siapapun atas janji yang sudah dirinya ambil dari Kinara. Jadi ketika Bachtiar melihat Kinara keluar kamar dengan potongan rambut pendek, ia hanya bisa tersenyum sedih karena ia tak bisa melakukan apapun.

“Nabil, coba panggil mama sama tante ke depan. Ayo kita mulai acaranya sekarang aja.” ujar papa kemudian.

Nabil menurut, dan beranjak untuk berjalan menuju dapur memanggil mama dan tantenya. Yang lain sudah berkumpul, dan Kinara jauh lebih siap dari siapapun.

Usai nyanyian ulang tahun di kumandangkan, juga Arsha yang siap sedia membantu Kinara untuk memotong kue nya, semua acara berjalan dengan lancar. Senyum tidak pernah luntur dari wajah Kinara sedari tadi, dan itu juga tak luput dari perhatian keempat kakaknya yang lain.

Di saat semua keadaan beralih pada makanan jamuan yang sedari tadi sudah di siapkan oleh mama dan tantenya. Gale beringsut mendekati Kinara yang masih duduk dengan tenang di kursi roda mengawasi semua dari jauh.

“Happy birthday to my special person.” ucap Gale berbisik.