Delvin, Jeffery, dan Jerome.
Jeffery dan Jerome duduk di sudut ruangan, setelah pertemuan nya dengan Nada berakhir dramatis karena keburu Delvin ngamuk duluan.
Gimana ga ngamuk, si Jerome sekalinya liat Nada langsung loncat mau peluk Nada yang tangannya masih ada infus. Untung infusnya ga lepas. Belom lagi Jeffery yang nempel nempel terus sama Nada, kaya takut banget kalo di tinggal kedip Nada nya bakalan ilang.
“Diem lo berdua di situ.” perintah Delvin mutlak, tidak bisa di ganggu gugat.
Nada tersenyum kecil, hatinya menghangat. Dirinya kembali bernostalgia dengan ingatannya di masa lalu tentang kebersamaan mereka semua.
“Sebelumnya kak Jerome udah tau loh padahal, tapi ternyata belom terlalu kentara ya akhirnya.” ucap Nada kemudian, dan menatap Jerome lamat lamat.
Jerome tersenyum tipis, dirinya mengingat pertemuan nya dengan Nada, yang saat itu masih menjadi Keira. Harusnya mulai dari situ dirinya sudah mulai curiga bukan? Memiliki kemiripan wajah yang sama persis saja sudah tidak masuk akal, apalagi juga kebiasaan nya?
“Kakak terlalu naif waktu itu Nad, kakak cuma sekilas kaya, oh iya ya, di dunia ini yang ga suka sawi juga bukan Nada doang, bisa aja itu emang kebetulan. Coba kalau waktu itu kakak lebih berani, apa ingatan lo bakalan juga lebih cepat buat kembali?” ujar Jerome menyesal.
Delvin menghela nafas, dirinya sudah memperkirakan kalau Nada kembali pasti banyak ujaran ujaran penyesalan yang akan datang silih berganti.
“Lo kecewa Nad? Saat itu gue ga ngenalin lo?” tanya Jerome kemudian, hati hati.
Nada menghela nafasnya pelan, “Gue sama sekali ga kecewa kak. Kalaupun harus ada kata kecewa, harusnya kalian yang disini kecewa sama gue. Bisa bisanya gue lupa sama kalian.” jawab Nada dengan sedih.
Jeffery menatap Nada dalam diam, dirinya masih belum percaya kalau yang ada di hadapannya adalah adiknya yang selama tiga tahun terakhir ini menjadi alasan tiap rasa bersalah dan kesepiannya.
“Bahas penyesalan dan masa lalu ga ada habisnya Nad, mending sekarang kita berfokus aja untuk masa depan yang bakalan kita jalani nanti.”
Ucapan Jeffery tadi membuat Nada tersadar, masih banyak hal yang bisa ia lakukan mulai dari sekarang, dan pastinya dirinya tidak akan membuat kata sia sia kembali dalam kosa kata hidupnya lagi.