Diary 03

“KENAPA HARUS KINARA TUHAN? KENAPA?”

Arsha membanting semua barang yang berada di dekatnya. Sudah empat hari ini, Arsha menolak untuk mengisi energi sekedar tidur maupun memasukan makanan kedalam perutnya. Arzhan hanya bisa menghela nafas pasrah sembari menghentikan Arsha.

Beberapa hari yang lalu setelah pertengkaran Arsha dan Gale, ingatan Arsha tentang kepergian Kinara yang sebelumnya terhapus menjadi kembali dengan utuh.

Sebelumnya Arsha sudah di bawa ke pemeriksaan awal mengenai gejala yang di derita nya. Sampai mereka semua lengah kalau Arsha juga bisa meledak pada akhirnya.

Bahkan sulit untuk sekedar menenangkan Arsha ketika emosi nya tengah meledak-ledak. Baik cara lembut dari Raka, maupun cara kasar dari Nabil. Keduanya tidak mampu mengatasi hal itu. Dan pada akhirnya, hal itu akan mereda ketika mereka meninggalkan Arsha sendirian.

Sama seperti kali ini, ketika Arsha meledak-ledak Arzhan hanya menghentikan dengan cara langsung membereskan barang yang di banting oleh Arsha. Dan itu membuat Arsha kewalahan hingga akhirnya ia menyerah dan pergi ke atas kasur untuk menangis keras.

Tidak ada yang tidak sedih melihat keadaan Arsha. Bahkan Bachtiar dan Rila hendak pergi kesini jika tidak di tahan oleh Raka. Karena Raka tahu, emosi Arsha saat ini bagaikan bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Dan dia tahu persis, apa yang akan terjadi saat Arsha melihat Rila ada di hadapannya nanti.

“Zhan lo tau sesuatu nggak?” tanya Arsha kemudian setelah sedikit lebih tenang.

Arzhan beringsut mendekati Arsha yang terbaring di kasur. “Tau apaan, Sha?”

“Kalau orang nya ga ada, lo bakal ngelupain suaranya duluan.” jawab Arsha kemudian dengan suara lirih. “Gua udah hampir setengah gila Zhan, gua ngamuk tadi karena gue ga bisa inget gimana suara Kinara. Padahal suara dia yang bikin tenang.”

Arsha kembali meringkuk dan menangis di atas kasurnya. Tidak tahan, kemudian Arzhan ikut berbaring di kasur dan memeluk Arsha dari belakang. Kesedihan berulang kali menyapa hatinya, dan apa yang di katakan Arsha ada benar nya. Meskipun Arzhan tahu alasan hilangnya ingatan Arsha tentang suara Kinara, tapi dirinya juga takut suatu saat nanti juga akan lupa dengan bagaimana suara manis dari Kinara, adik perempuan satu satunya.