Diary 04
Arsha duduk di meja belajar nya dengan murung. Kedatangan Bachtiar dan Rila sama sekali tidak bisa menghiburnya. Hanya percakapan mereka tentang Kinara yang bisa membuatnya tenang.
Kini Arsha memegang dua buah kutek berwarna kuning dan merah satu satu di tangannya. Ia menatap kutek itu dengan lama, tak menyisakan setiap sudutnya.
“Lo bahkan belom sampai pakai yang warna merah, Ra.” gumamnya pelan.
Satu hal yang Arsha ingat, Nabil pernah menasehati nya bahwa Kinara sudah pergi menjadi bintang berkatai putih. Sejak saat itu, Arsha mencoba mencari tahu potongan puzzle yang selama ini Kinara berikan kepada mereka.
Kinara tidak pernah mengeluh tentang sakitnya, bahkan pada saat terakhir. Arsha baru tahu bahwa peninjauan penyembuhan Kinara sama sekali tidak ada kemajuan. Maka dari itu Kinara menyerah pada keadaan. Gale mengatakan itu kepadanya hingga kepalanya ingin meledak tidak mampu menerimanya.
Dirinya mulai mencari hal apa yang salah, hingga Kinara diam-diam menolak minum obat. Hal apa yang di sembunyikan Kinara, hingga dirinya menyerah pada keadaan. Hingga pada suatu titik, Arsha mengerti. Ini adalah hukuman yang pantas untuk dirinya selama ini.