Diskusi sepihak
“Sekarang kenapa lagi?” Tanya Keenan sembari membawakan Nada bantal untuk tidur di sofa ruang tamu.
Asli Keenan kaget banget begitu Nada datang. Dia ga expect kalau itu adalah Nada, mengingat hari sudah larut malam. Jadi dirinya fikir yang datang adalah ayah atau kak Adit yang selesai dengan urusan di kampus.
Nada tidak menjawab pertanyaan Keenan, dan sibuk melihat banyaknya chat yang masuk di ponselnya.
“Tidur sini?” Tanya Keenan lagi.
Nada mengangguk, “iya tidur sini.”
“Sampe kapan?” Tanya Keenan masih belum puas.
“Gatau, sampe apa yang gue pengen tercapai.” Ujar Nada singkat.
Keenan menggelengkan kepalanya pusing. Banyak hal yang membuat dirinya gagal paham dengan kakak nya itu. Terutama sifat egoisnya yang lumayan menguasai dirinya. Tapi kembali lagi, apapun keputusan Nada saat ini Keenan bukanlah orang yang tepat untuk memberikan wejangan.
Satu pesan masuk melalui ponsel Keenan, ada Haikal di situ yang memberikan satu link zoom untuk dirinya ikuti.
Keenan ingin tertawa begitu dirinya melihat Hermas, Jonathan, dan Jerome menatap dirinya dengan bingung.
“Loh Keenan, kakak kira yang masuk kak Nada.” ucap Jerome dari seberang layar.
Keenan tersenyum tipis, dan mengarahkan kamera laptopnya pada Nada yang kini acuh dan bermain ponsel sembari rebahan di atas sofa.
“Itu kak Nada nya, bang Jerome.” Ucap Keenan singkat.
“Kasih Nada.” Kata Hermas kemudian.
Keenan mengiyakan ucapan Hermas, dan menaruh laptopnya di hadapan Nada. Nada menatap laptop di depannya dengan malas, menyuruh Keenan untuk mengambil kembali.
Keenan menolak, “Kak, selesain dulu lah. Di bicarakan baik baik oke.”
“Keenan aja yang lebih muda, lebih pengertian daripada lo Nad.” Cibir Hermas dari seberang.
Nada menatap layar di depannya dengan malas. Kemudian dirinya mengambil posisi duduk di bawah, dan meletakkan laptop pada meja semula. Tidak lupa juga, Nada meminta secarik kertas dan juga pulpen untuk dirinya tuliskan sesuatu.
Keenan ikut menonton apa yang akan Nada lakukan sekarang. Dapat dengan jelas Keenan lihat, Nada tengah menuliskan kalimat berisikan “Gue ga mau pulang kalau pada gamau di ajakin naik ke puncak gunung Semeru.”
Segera setelah Nada selesai menuliskan kalimat itu, dirinya mengangkat kertas nya lalu melihatkan kalimat di kertas itu kepada tiga saudaranya yang masih terhubung pada zoom.
Belum selesai keterkejutan ketiga saudaranya, Nada menekan tombol keluar dari meeting dan mematikan zoom, kemudian menyerahkan laptop nya kembali pada Keenan.
“Gue mau ke kamar dek, kalau yang lain hubungin lo gausah di angkat, atau bilang aja gue tidur ya.” Ujar Nada kemudian dan pergi dari sana.