Forget me not

Anan tersenyum kecil melihat Kayla berjalan cepat ke arahnya setelah turun dari mobil orang tuanya.

Kaya anak kecil, pikirnya. Kayla siap dengan dress putihnya. Dirinya dan Anan sudah memberitahu yang lainnya kalau akan berangkat lebih lambat, karena memang berangkat nya terpisah.

“Cantik nggak gue? Mau ke rumah Nada nih.” ucap Kayla sembari menutarkan tubuhnya, memamerkan dress putihnya yang bisa mengembang.

“Iya, cakep. Nada pasti suka.” puji Anan tulus.

Kayla kembali mengatupkan bibirnya rapat, menyesal sudah bertanya. Karena pada akhirnya, Anan akan menjawab dengan konteks yang tidak jauh dari bahasan mereka sedari tadi, Nada. Dan hal itu justru membuat Anan semakin kacau.

“Gapapa?”

“Gapapa.”

“Maaf Nan.”

“Bukan salah lo Kayla, cuma emang gue yang terus bawa dia ke segala hal di hidup gue.” jawab Anan final, lantas dirinya mulai menjalankan mobilnya membelah ramainya jalan.

Kayla kembali membisu, dirinya sudah menyiapkan banyak hal untuk di bicarakan dengan Anan hari ini. Tapi begitu sekarang banyak waktu tersisa, dirinya hanya bisa bungkam tanpa tau ingin membuka percakapan seperti apa.

“Gue udah isi surat verifikasi kemaren, kayanya awal bulan nanti kita bisa kuliah offline bareng deh Nan.” ucap Kayla pada akhirnya, berhasil membuka satu pembicaraan.

Anan menganggukkan kepalanya mengerti, “Gue juga udah, bareng anak-anak lain kemaren.” jawabnya singkat. Beberapa dari sahabatnya yang lain pun juga begitu. Mereka memutuskan untuk berkuliah tatap muka untuk kedepannya.

“Ren akhir-akhir ini aneh banget.” ucap Kayla lagi, mencari pembicaraan yang lain. Dirinya tidak tahan bila harus berdiam dengan Anan di dalam mobil. Karena aura mengintimidasi Anan terlalu kuat.

“Aneh kenapa?” tanya Anan menanggapi.

“Dia kaya lebih tertutup sama gue. Gue gatau apa gue bikin salah, tapi gue rasa ini ada kaitannya sama Haikal.” ucap Kayla menjelaskan.

Sejak hubungan Kayla dengan Ren bermula, memang hubungan antara Ren dan Haikal menjadi memburuk.

Ini bukan salah siapapun, beneran. Ini cuma persoalan ego tiap masing-masing orang dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di hidup mereka. Anan tau hal itu, dan untuk ini dia tidak akan ikut campur lebih jauh.

“Haikal sama Ren emang lagi perang dingin.” kata Anan jujur, mencoba menjelaskan hal yang saat ini tengah terjadi kepada sepupunya itu. “Gue rasa, masalah antara mereka berdua emang kompleks. Lo gabisa masuk ke dalamnya, jadi saat ini biarin aja. Toh mereka berdua juga udah dewasa, harusnya mereka bisa ngurusin hal apa yang buat hubungan mereka jadi kaya gini.” jelas Anan panjang lebar.

Kayla menghela nafas, dirinya mengerti kalau yang di katakan Anan sepenuhnya benar. Tetapi tetap saja, apapun yang terjadi antara Ren dan Haikal saat ini tak lepas dari andil dirinya di masa lalu.


Kayla menaruh satu buket bunga warna putih di atas makam Nada yang memang sudah di penuhi bunga mawar putih yang lainnya.

“Siapa sih anjir yang ngide beli buket buka segede kepala reog gini?” protes Kayla begitu melihat bunganya yang di tumpuk tidak memberikan efek perubahan apa-apa.

“Dinan.” jawab Anan singkat.

“Pantesan, konsepnya lebay kaya anaknya.” cibirnya lagi. “Nadaaa, gue kangen banget. Bulan depan kita udah mulai kuliah offline loh. Sumpah kayanya dunia kuliah seru deh. Tapi serunya nomer dua, karena yang nomer satu tetep masa sama lo di SMA.” Ucap Kayla lagi melanjutkan.

Ganti Anan meletakkan Mysotis berwarna biru keunguan di atas Mawar putih lainnya. Warna nya yang berbeda, menjadikannya menonjol di antara lainnya.

“Tumben bukan anyelir.” komentar Kayla.

“Dimarahin Haikal.”

Kayla menahan tawanya, mungkin Haikal sudah bosan melihat kombinasi makam Nada yang terlihat seperti bendera merah dan putih. Makanya sama Haikal, Anan ga di bolehin bawa anyelir lagi.

“Nad, udah hampir tiga tahun ya.” ucap Anan lembut, “Tau nggak apa artinya bunga Mysotis yang hari ini gue bawa? Bunga ini artinya forget me not.” sambungnya lagi.

Kayla menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah Anan. Dirinya tidak tahu kalau sebuket bunga berwarna biru keunguan itu memiliki makna mendalam.

“Tau nggak kenapa hari ini gue bawa bunga Mysotis? Padahal biasanya bawa Anyelir merah. Yang pertama karena di marahin Haikal.” kata Anan sembari mendengus kecil, “yang kedua, bunga nya cantik kaya lo. Dan yang ketiga, lo masih tetap satu satunya dalam ingatan gue.” Jelasnya lagi, membuat Kayla yang disamping nya berkaca kaca.

Kayla dan Anan terdiam dalam waktu yang cukup lama, mereka berdua hanya sibuk mendalami fikiran masing masing tentang apa yang terjadi, dan akan terjadi.

Matahari sudah menujukkan tanda tanda akan terbenam, Kayla beringsut berdiri hendak mengajak Anan yang terlihat masih enggan untuk meninggalkan makam Nada.

Nan, gue mau nanya sesuatu.” ucap Kayla lirih, sembari memandangi makam Nada lamat. “Menurut lo kenapa manusia lebih menyukai senja daripada fajar?” tanya Kayla kemudian. Anan hanya terdiam mendengarkan kalimat apa yang akan Kayla lontarkan selanjutnya.

Karena manusia lebih banyak meratapi kepergian, daripada menyambut yang datang.”