Keira Amira Abigail
Dengan tergesa-gesa Haikal memasukkan password apartemen Adelio yang sudah sangat ia hafal di luar kepala.
“Del? Kebiasaan banget deh lo bikin gue penasaran.” keluh Haikal dengan keras, dan mengitari seluruh penjuru mencari Adelio, sebelum dirinya menemukan si pemilik apartemen memang duduk di dalam kamar tamu.
Adelio tidak menjawab keluhan Haikal, dan masih berfokus penuh pada laptopnya. “Nama lengkapnya Keira siapa Kal?” tanya Adelio kemudian.
Haikal menaikan satu alisnya penasaran, “Keira Abigail, kan?”
“Keira Amira Abigail.”
“Hah?”
“Itu nama lengkap dia. Menurut lo, kenapa yang ada di catatan mahasiswa cuma Keira Abigail nya doang? Amira nya kemana?”
Haikal menggelengkan kepalanya tidak mengerti. Emang kurang ajar ni Adelio, dia baru sampe udah di suruh berfikir keras. “Jujur jujuran aja deh, gue ga ngerti maksud lo.” ujar Haikal kemudian.
“Kal, identitas Keira itu cuma setengah. Identitas penuh dia ya Keira Amira Abigail.” Ucap Adelio sembari memperlihatkan biodata lengkap dari Keira yang sudah terpampang jelas di layar laptopnya.
Haikal melotot sebelum dirinya ikut menyerobot laptop Adelio untuk melihat informasi itu lebih lanjut. “Buset, lo dapet kaya ginian gimana nyari nya dah Del?” puji Haikal kagum.
Adelio memutar bola matanya malas, sulit sekali untuk memaksa Haikal fokus dalam satu kondisi.
“Coba lo liat kewarganegaraan nya.” titah Adelio kemudian.
Haikal menurut, dan mulai menggulirkan layar ke bawah guna mencari bio kewarganegaraan dari identitas Keira. “MALAYSIAN?! WHAT THE FUCK!!“
“Jadi ternyata identitas Keira tuh ada dua Kal, yang Keira Abigail kewarganegaraan nya Indonesia. Sedangkan Keira Amira Abigail, kewarganegaraan nya Malaysia. Gue juga udah cek informasi tentang keluarga nya yang lain.” lanjut Adelio kemudian. “Lo tau nggak kalo iparnya Keira itu Dekan SI?”
Haikal menggelengkan kepalanya cepat, “Kalo Dekan SI mah nanya si Hermas, gue kan HI anjir.”
“Ya intinya itu lah, jadi iparnya Keira tuh Dekan SI. Dia nikah sama kakak Keira yang pertama, jadi kakak Keira yang pertama juga pindah kewarganegaraan.” jelas Adelio kemudian.
“Del, semua saudara Keira tuh kuliah dan sekolah disini. Ya artinya mereka semua sekarang warga negara Indonesia.” kata Haikal kemudian, teringat pada Keenan dan Adit.
Adelio mengangguk, “berarti bisa di konfirmasi kan, kalau memang identitas Keira tuh ada dua. Dan keduanya juga valid.”
“Betul, terus maksud semua ini apaan? Cuma beda nama dikit Del, siapa tau memang di ubah supaya ga menuh menuhin ijazah.” ucap Haikal sembari berkelakar.
Adelio menggeleng, “gue tadinya juga mikir gitu Kal, paling namanya di ubah dikit karena emang pengen suasana baru atau alasan lainnya. Tapi lo harus tau yang satu ini.” sambung Adelio lagi, dan menyodorkan sebuah laman website yang tampilannya mirip dengan website formal lainnya.
“Ini apaan?”
“Ini website Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Malaysia.” jelas Adelio.
Haikal menahan nafas sembari membaca berbagai informasi yang tertulis disana. “Demi apa?? Del, ini beneran kan?” kata Haikal terbata begitu membaca rentetan kalimat yang tertera.
Adelio mengangguk perlahan, “Iya Kal, apa yang lo liat itu bener. Dan ga mungkin ada kesalahan dalam pencatatan karena semuanya di lakukan di hari yang sama usai kejadian.”
“Jadi?”
Adelio menghela nafasnya berat, “Identitas yang bernama Keira Amira Abigail dan udah tercatat meninggal sejak tahun 2016.”