Official?

“Jev? Mau kemana?” tanya Zoya yang masih asyik memakan udang, menahan tangan Jevanka.

Jevanka tersenyum, “ada urusan bentar. Udah lo makan aja dulu.” ucap Jevanka lagi.

“Gue temenin?” tanya Zoya lagi.

Jevanka menggeleng pelan, “gausah deh, gue sendirian aja.” jawabnya lagi dan bergegas pergi dari sana.


Dari lokasi yang di bagikan oleh Nathaniel tadi, Jevanka di arahkan ke jalan setapak yang memang mengarahkan dirinya ke suatu tempat.

Makin lama Jevanka berjalan, makin sadar kalau di samping kiri kanan jalan setapak tadi ada banyak lilin berjejer untuk menerangi jalanan yang mulai gelap.

Sampai di ujung jalan, mengarahkannya ke laut. Jevanka terkesiap ketika tangan seseorang tiba-tiba memegang pundaknya dan membalikkan badannya.

“Nath?” ucap Jevanka pelan.

“Duh anjing, gue grogi.” kata Nathaniel juga tak kalah pelan. Tangan Nathaniel yang dingin memegang tangan Jevanka dan mengarahkan ke dadanya.

Jevanka mengerut bingung, detak jantung Nathaniel cepat sekali. “Nath..”

“Love make the shy brave and the brave shy Jevanka.” kata Nathaniel memotong ucapan Jevanka. “Gue gatau gimana cara nembak cewe yang bener, tapi lo tau dari detak jantung gue, kalo dia beneran bereaksi kaya gitu tiap deket lo.” lanjutnya masih menyusun kata-kata.

“So, will you be my girlfriend?” tanya Nathaniel hampir tersendat.

Jevanka terdiam, membuat Nathaniel semakin cemas.

“Sorry Nath...” jawab Jevanka membuat wajah Nathaniel pucat seketika. “Gue gabisa nolak, I will.” lanjutnya lagi.


Setelah sesi pengakuan perasaan tadi, Jevanka dan Nathaniel terduduk di pinggir pantai, menikmati matahari yang tenggelam.

Tiba-tiba tawa kencang dari anak-anak lain memenuhi senja hari itu, dan ternyata mereka telah bersembunyi di balik pohon kelapa sedari tadi.

“Lo liat muka Nathaniel bangsat, kaya mayat langsung.” kata Haidar berjalan ke arah mereka berdua, sembari menenteng sandal jepitnya.

“Gila sih, usil lo ga sembuh-sembuh.” ucap Jevano ikut menimpali, dan duduk di samping Jevanka.

Jevanka tersenyum menanggapi ucapan Jevano. “Gue gada niat ngusilin, cuma liat muka dia grogi dari awal lucu aja.” jawab Jevanka enteng. Nathaniel hanya memandang sinis keduanya.

“Deg deg nya masih kerasa sih, sumpah kalo gue tadi di tolak beneran pengen langsung lari ke laut aja sih. Tenggelam aja gue. Malu banget bangsatt!!” celoteh Nathaniel kesal, mereka semua hanya mentertawakan tingkah Nathaniel.

“Yah, harusnya lo tolak dulu tadi Jev, biar anaknya bisa nyebur laut.” ucap Juna pura-pura kesal.

“Yaudah sih, mending di ceburin sekarang gimana?” ucap Fazel memberi ide, dan langsung di setujui oleh yang lain.

“BENER JUGA, AYO ANGKAT YANG BARU JADIAN ANJING!!” teriak Haidar yang paling bersemangat.

“WOY, GUE GA BAWA BAJU BANGSAT KESINI. GUE BELOM BELI TADI!!” teriak Nathaniel ketakutan, ketika Jevano, Gale, Fazel, Juna, dan Haidar menggotong tubuhnya guna di ceburkan ke bibir pantai. “BABI LO SEMUA.” amuk Nathaniel.