PROLOGUE

Di dalam umur Mark yang sudah menginjak duapuluh tujuh tahun ini, dirinya sudah cukup matang untuk menjadi seorang laki-laki.

Dirinya juga sudah membina rumah tangga, walaupun usia rumah tangganya masih terhitung seumuran jagung. Dia dan istrinya, Pida, baru menikah empat bulan yang lalu.

Dengan acara yang privat, juga hanya di hadiri orang-orang tertentu saja. Entah apa yang membuat sosok Pida ini menjadi orang yang dipilih Mark, karena masa lalu Mark yang sedikit kelam dengan banyak rasa kecewa di dalam hubungannya.

Mark pertama kali bertemu Pida di Inggris. Ya Inggris, negara yang menjadi tempat tujuan Mark dalam menempuh ilmu. Pida pun begitu. Mereka bertemu dengan tak sengaja di depan toko bunga, hingga perjalanan keduanya terus terhubung sampai saat keduanya sudah berani mengambil keputusan untuk mengikat janji.

Mark yang lelah sendiri, juga Pida yang sudah diburu oleh orang tuanya menikah. Akhirnya dari hal itu, keduanya membuat komitmen untuk selamanya bersama, dengan mengikat janji suci di depan altar.

“Balik.” ucap Haidar memecah lamunan Mark. Haidar sendiri adalah asisten pribadi Mark dalam menjalankan perusahaannya.

“Ga, kerjaan gue belom selesai.” jawab Mark singkat.

“Ini udah diluar jam kantor Mark. Gue juga mau pulang, ketemu anak gue.” ucap Haidar kesal.

Mark melirik sekilas, “yaudah, lo balik aja sana. Gue ga nahan lo disini kan?” jawab Mark santai, dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 00.11 malam.

“Oke, gue balik duluan.” jawab Haidar menyerah. “Oiya, just reminder. Lo juga punya istri dirumah yang nungguin lo pulang.” ucap Haidar sebelum keluar dari ruangan Mark.

Mark sedikit termenung setelah apa yang di sampaikan oleh Haidar perlahan masuk ke fikirannya.

Mereka berdua memang tidak menjalankan pernikahan kontrak. Tapi tetap saja, Mark masih canggung dengan orang yang menyandang title sebagai istrinya itu.

Akhirnya, dengan sedikit berat hati, Mark berdiri dari kursi kerjanya dan menyambar kunci mobil untuk pulang ke rumahnya. Mungkin yang dibilang Haidar benar, dia masih punya istri yang pasti menunggunya di rumah. Jadi dia harus pulang.