The secret has been uncovered

Nada mencoba membuka matanya perlahan, melawan terik dari sinar lampu yang begitu menusuk matanya.

“Kepalanya masih sakit kak?”

Nada terkesiap, begitu suara seseorang yang sudah ia panggil dengan sebutan ayah selama tiga tahun ini menyapa gendang telinga nya.

Dengan pelan, Nada menoleh ke arah ayah. “Ayah ga kerja?” tanya Nada selembut mungkin, dirinya belum tahu sejauh mana dan hal apa saja yang sudah terjadi selama dia tidak sadarkan diri.

“Ayah udah pulang, pulang lebih dulu.” jawab Ayah dengan senyuman kecil. “Masih sakit kepalanya?” tanya Ayah, mengulang pertanyaannya yang pertama. Nada menggeleng, kepalanya saat ini sudah jauh lebih baik daripada yang lalu.

Gumara terdiam, menatap gadis di depannya. Setelah dirinya bertemu dengan kedua orang tua Nada di depan tadi, pikirannya menjadi lebih kalut dari biasanya.

“Kakak udah inget?” Tanya Gumara menghentikan lamunan Nada.

Nada mengangguk dengan ragu, “Semuanya yah, kecuali hari itu.” jawab Nada singkat.

Gumara menghela nafasnya pelan, pada akhirnya bangkai yang selama ini telah ia dan keluarganya simpan tetap tercium bau nya bukan? Ia tidak bisa menyembunyikan hal ini jauh lebih lama lagi, menghormati perasaan kedua orang tua Nada juga.

“Adit dan Bima yang temuin kamu kak di kawah Ijen. Mereka melakukan pendakian melewati rute lain, dan di saat yang bertepatan itu mereka menemukan kamu sudah tidak sadarkan diri di pinggir jurang dengan kepala yang di penuhi darah kering.” Ujar Gumara kemudian, mencoba menarik ulur waktu sepanjang mungkin.

“Ayah ga bermaksud untuk menyembunyikan kamu, baik ayah sendiri atau saudaramu yang lain juga. Tetapi ketika kamu terbangun, dan mengetahui kenyataan kalau kamu ga ingat apa-apa tentang hidup kamu sebelum nya, kami justru membuat pilihan yang pada akhirnya juga berakhir pelik.”

Nada terdiam, mendengarkan setiap ucapan orang yang sudah ia panggil dengan sebutan ayah selama tiga tahun ini dengan seksama.

“Ayah, mas Bima, kak Adit, bahkan Keenan sudah pernah merasakan kehilangan sekali begitu Keira yang asli meninggalkan dunia. Kami fikir dengan kehadiran kamu, lubang di dalam hati mungkin bisa terisi dan sembuh kembali. Kami mengakui kalau kami memang egois, tapi kami juga sudah berupaya untuk mencari keluarga kandung kamu kak sebelum kami mengajakmu untuk pindah.”

Nada tersenyum miris, lagi lagi dirinya di tempatkan sebagai pengganti, entah saat ia menjadi Keira atau kembali lagi menjadi Nada sekarang. Dan hebatnya, seolah-olah dirinya tidak memiliki kesempatan selain hal itu.

“Siapa aja yang udah tau kalau aku udah ingat yah?” tanya Nada kemudian, memastikan.

“Semua dek, semua udah tau.” Sahut Delvin memasuki kamar inap Nada.