Tumbang

Mengikuti saran Gale, Acel, dan juga Eja untuk beristirahat sejenak, Kinara akhirnya berjalan dengan lemas menuju panitia kesehatan.

Serius dia ga tau kalau dampak gak makan tuh bisa sampe selebay ini.

“Kenapa dek?” Tanya kakak panitia dengan cemas, membopong dirinya di satu tangan.

“Pusing dikit kak.” Jawab Kinara jujur.

Mereka percaya dengan ucapan Kinara, karena yang mereka lihat saat ini kulit wajah Kinara benar benar pucat pasi.

“Mau ke UKS? ayo baring di sana aja.” Ujar salah satu panitia yang lain, memegang lengan Kinara untuk diajak berdiri. “Apa mau kakak gendong?” Sambungnya kemudian.

Kinara hanya menggeleng lemah, dirinya tidak ingin menyusahkan lebih dari ini. Tapi apa yang dia harapkan hanyalah sekedar harapan, sebelum pusing yang hebat menyerang dan membuat seluruh pandangannya menggelap.

Sedikit sebelum kesadarannya sepenuhnya menghilang, dirinya melihat Arzhan berlari ke arahnya dan membawanya dalam rengkuhan hangat.


“Kenapa coba pake pingsan segala.” Ujar Arsha dari bilik UKS. Dirinya langsung berlari cepat begitu Arzhan mengabarinya kalau Kinara baru saja pingsan. “Pada semalem gue udah wanti wanti, sarapan dulu soalnya ada agenda bikin gelombang.”

Arzhan yang mendengar ucapan Arsha tertegun. Ini salah dirinya karena tadi pagi ia menuntut Kinara untuk segera bersiap-siap karena jam sudah menunjukkan pukul setengah enam.

Dirinya bukan panitia yang berjaga di lapangan seperti Arsha, jadi ia memiliki kebebasan sedikit untuk datang lebih lambat.

Arzhan mengerti, kalau kejadian hari ini yang menimpa Kinara sedikit banyak nya adalah ulah dari nya yang tidak memberikan kesempatan pada Kinara untuk sarapan terlebih dahulu.

Kinara terbangun dari ranjang UKS setelah ia mendengarkan suara yang cukup berisik keluar dari mulut Arsha. Emang nih Arsha, kalau udah cerewet susah banget buat di rem.

“Masih pusing?” Tanya Arsha kemudian, sembari membantu Kinara untuk bangun dan duduk di ranjang UKS.

Kinara menggeleng, “Ga pusing tapi sekarang mual.” Ujar nya jujur. Karena Kinara merasakan perutnya seperti di aduk saat ini.

“Mau muntah?” Tanya Arzhan dari samping kanan.

“Mual doang, ga sampe muntah.” Jawab Kinara lagi.

Arsha berkacak pinggang, “Lo tuh bandel banget perasaan. Lo pasti lemes hari ini gara-gara ga makan kan tadi pagi?” Tanya nya menuntut.

Arzhan terdiam, dirinya melihat reaksi Kinara yang hanya membisu di marahi oleh Arsha.

Sejujurnya Arzhan ingin berkata jujur, karena dia lah yang membuat Kinara tidak sarapan tadi pagi. Tapi lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkan hal itu.

“Tadi pagi ga laper gue. Jadi ga sarapan.”

Di luar dugaan, justru Kinara mengeluarkan jawaban yang terkesan melindungi Arzhan. Padahal Arzhan kira, Kinara mungkin akan mengadukan dirinya pada Arsha.

“Ya terus maksud lo, kalau lo ga laper lo ga makan gitu? Terus sekarang sakit gimana hah?!” Tanya Arsha lagi, makin kesal dengan jawaban Kinara.

“Udah Sa, gausah terlalu di marahin anaknya. Kasian.” Kata Arzhan kemudian, mencoba melindungi Kinara dari amukan Arsha ya walaupun itu telat banget.

“Gini nih yang buat si Kinara manja, salah aja di belain mulu.” Cibir Arsha lagi.